LIFE INSPIRATION
Giver
Dalam dunia yang semakin penuh persaingan, ketika banyak orang berlomba untuk mengambil, ada satu kelompok manusia langka yang justru menjadi luar biasa karena satu hal sederhana; mereka memberi. Merekalah para GIVER. Bukan karena berlebih, tapi karena berhati luas. Bukan karena tak butuh, tapi karena tahu: nilai manusia bukan di apa yang ia miliki, tapi di apa yang ia bagikan. Penelitian oleh Adam Grant, seorang profesor terkemuka di Wharton School, menyatakan: dalam jangka panjang, Giver-orang yang senang membantu dan memberi pada orang lain, justru lebih sukses, lebih dihormati dan lebih bahagia daripada taker (yang hanya mengambil) dan matcher (yang memberi sesuai timbal balik).
Mengapa bisa begitu?
Karena kebaikan menular. Karena nilai tak bisa diukur dengan angka, tapi dengan dampak. Dan karena semestapun berpihak pada mereka yang tulus. Giver bukan lemah, mereka kuat. Butuh kekuatan besar untuk tetap ikhlas saat balasan tak kunjung datang. Butuh jiwa besar untuk tetap tersenyum ketika kebaikan disalahpahami. Butuh nyali untuk tetap memberi… saat dunia mengajarkan agar kita hanya menghitung untung rugi. Tapi justru disitulah letak keajaiban mereka: Giver tak sekadar memberi materi, mereka memberi waktu, perhatian, ilmu, senyum, harapan dan cahaya. Dalam ilmu psikologi, memberi yang tulus dapat meningkatkan oksitosin, obat alami bagi stres, kecemasan dan kesepian. Dalam hidup nyata, orang-orang yang paling dikenang adalah mereka yang paling banyak memberi, bukan yang paling banyak menyimpan. Jadilah GIVER tak perlu menunggu sempurna. Karena setiap senyum kecil yang kita bagi, setiap bantuan kecil yang kita ukurkan, adalah investasi abadi yang tak akan pernah rugi. Jadilah GIVER, bukan karena ingin dikenal, tapi karena dunia ini terlalu kering jika semua orang hanya ingin menerima. Karena sejarah ditulis oleh mereka yang menyulut cahaya, bukan oleh yang duduk menonton gelap. GIVER itu seperti lilin, ia terbakar… tapi ia menerangi. Dan dalam terang itu, banyak orang yang menemukan arah.
# “GIVER, mereka yang memberi tanpa kehilangan.”
Mengapa bisa begitu?
Karena kebaikan menular. Karena nilai tak bisa diukur dengan angka, tapi dengan dampak. Dan karena semestapun berpihak pada mereka yang tulus. Giver bukan lemah, mereka kuat. Butuh kekuatan besar untuk tetap ikhlas saat balasan tak kunjung datang. Butuh jiwa besar untuk tetap tersenyum ketika kebaikan disalahpahami. Butuh nyali untuk tetap memberi… saat dunia mengajarkan agar kita hanya menghitung untung rugi. Tapi justru disitulah letak keajaiban mereka: Giver tak sekadar memberi materi, mereka memberi waktu, perhatian, ilmu, senyum, harapan dan cahaya. Dalam ilmu psikologi, memberi yang tulus dapat meningkatkan oksitosin, obat alami bagi stres, kecemasan dan kesepian. Dalam hidup nyata, orang-orang yang paling dikenang adalah mereka yang paling banyak memberi, bukan yang paling banyak menyimpan. Jadilah GIVER tak perlu menunggu sempurna. Karena setiap senyum kecil yang kita bagi, setiap bantuan kecil yang kita ukurkan, adalah investasi abadi yang tak akan pernah rugi. Jadilah GIVER, bukan karena ingin dikenal, tapi karena dunia ini terlalu kering jika semua orang hanya ingin menerima. Karena sejarah ditulis oleh mereka yang menyulut cahaya, bukan oleh yang duduk menonton gelap. GIVER itu seperti lilin, ia terbakar… tapi ia menerangi. Dan dalam terang itu, banyak orang yang menemukan arah.
# “GIVER, mereka yang memberi tanpa kehilangan.”
COMMENTS
RELATED LIFE INSPIRATION
KegagalanSoichiro Honda berkata, "Apa yang orang lihat dari kesuksesan saya hanya 1%, tapi 99% yang tidak terlihat adalah kegagalan saya".
